Translate

Minggu, 30 Agustus 2015

HORMATI YANG TUA, YANG MUDA DISAYANGI

Tradisi perpeloncoan hampir selalu ada di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi tiap tahunnya. Praktek seperti itu tak jarang memakan korban, baik cedera fisik maupun hilangnya nyawa. Dan yang sudah pasti, cedera hati. Bila di dalam pusat pendidikan saja sudah dibiasakan budaya jahiliah seperti itu, lalu bagaimana diluar ? Sudah pasti akan tumbuh subur meski dengan kadar yang berbeda.
Islam begitu memperhatikan keharmonisan antar individu, yang tua (senior) menyayangi yang muda (junior), yang muda menghormati yang tua, dan seterusnya. Hal tersebut juga dimasukkan ke  dalam salah satu cabang iman. Artinya, belum sempurna iman seseorang bila belum tumbuh pada dirinya sikap kasih sayang (rahmah) kepada yang muda dan hormat (tauqir) kepada yang tua. Sangat keliru apabila kita mengabaikannya ataupun malah menghilangkannya.
Islam telah memasukkan doktrin menghormati yang lebih tuan dan menyayangi yang lebih muda ke dalam salah satu cabang iman. Doktrin itu tidak dianggap hanya sebagai tradisi sopan santun, namun sebagai bagian penting dari keimanan. Seseorang belum dianggap sempurna keimanannya sebelum menghormati orang yang lebih tua begitu juga sebaliknya.
Islam tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur dengan detail hubungan manusia dengan dengan sesamanya dan alam sekitarnya. Dalam kaitannya dengan pola interaksi manusia dengan sesamanya ini, islam mengakui adanya hierarki antara senior dan junior serta orang tua dengan orang yang lebih muda. Hubungan antara senior dan Junior ini diungkapkan dalam Al-Qur’an dengan sangat indah dalam Surah Al-Hasyr [59] ayat 10. Ayat tersebut menjelaskan bagaimana harmonisnya hubungan antara kaum Anshar selaku penduduk yang telah menetap lama di Kota Madinah dan kaum Muhajirin selaku pendatang.
Ibnu Abi Laila menjelaskan tentang tafsir ayat ini, ia berkata,”Manusia terbagi kepada beberapa tingkatan, yaitu tingkatan Muhajirin, tingkatan Anshar, dan tingkatan generasi sesudahnya yang selalu mengikuti jejak Muhajirin dan Anshar.” Dalam Kaitannya, senioritas paling alami biasanya diukur dari sisi umur. Orang yang lebih muda usianya menghormati yang lebih tua. Anak menghormati orang tua, adik menghormati kakak, dan begitu seterusnya.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang muda di antara kami, dan tidak mengetahui kemuliaan orang-orang yang tua di antara kami.” (Riwayat At-Tirmidzy dari Abdullah bin ‘Amr). Diceritakan bahwa Abu Bakar Ash-Shidiq suatu hari mendatangi shalat berjamaah di masjid. Tak seperti biasa, saat iqamah dikumandangkan beliau belum ada di masjid. Rupanya langkahnya menuju masjid terhambat karena di depannya ada orang tua yang berjalan tertatih-tatih.
TELADAN ABADI
Walaupun Abu Bakar bisa mendahului orang tersebut agar dapat mengikuti shalat berjamaah secara sempurna, tetapi demi penghormatannya kepada orang yang lebih tua itu, ia bersabar menunggu. Beliau akhirnya baru bisa bergabung shalat berjamaah dengan Rasulullah pada saat jamaah sudah mulai ruku’. Ketika itu saat bangkit dari ruku’, Rasuluah mengucapkan kalimat i’tidal , “sami’allahu liman hamidah”. Sejak kejadian itu, kalimat “Allahu Akbar” yang biasa dipakai untuk menandai semua perpindahan gerakan shalat berubah menjadi kaimat I’tidal saat bangkit dari ruku’. Satu sejarah yang luar biasa yang mengingatkan kita, kaum Muslim tentang pentingnya menghormati orang yang lebih tua.

SENIOR KEILMUAN
                Faktor usia bukan satu-satunya penentu penghormatan, dalam Islam justru orang yang paling utama dihormati adaah orang yang lebih memahami agama dan lebih banyak beramal saleh. Keluasan ilmu yang desertai kemampuan untuk mengamalkannya, inilah yang menjadi faktor utama penghormatan tersebut. Salah satu cara menghormati orang yang lebih berilmu dari kita adalah menjaga kewibawaan mereka. Harus tumbuh keseganan pada saat kita berbicara maupun saat berkelakar.
                Sedang termasuk diantaranya cara menghormati ulama adalah tidak mendebat mereka, apalagi mengujinya. Bertanyalah hal-hal yang penting saja, juga tidak bertanya hal-hal yang sulit dimengeti olehnya. Sikap utama orang yang beriman adalah menghormati ilmu dan memuliakan orang yang berilmu. (sumber : Hidayatullah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FORUM STUDI ISLAM (FOSI) 2020

  UKM LDF Al m udarris memiliki enam bidang yang masing-masing bidangnya menjalankan program kerja yang bermacam ragam , termas...