SUNGGUH selalu
ada hikmah di setiap perintah yang Allah Subhanahu Wata’ala serukan kepada kita
umatnya, meskipun jika dipandang berat menjalaninya. Begitulah perintah
berqurban yang didasari kepada kisah sepasang ayah dan anak nan sholeh,
nabiyullah Ibrahim dan putranya Ismail alaihi sallam.
Pada hakekatnya berqurban adalah wajib bagi yang mampu. Ini
berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.
أخبرنا الحسن بن يعقوب بن يوسف العدل ، ثنا يحيى بن أبي طالب ، ثنا
زيد بن الحباب ، عن عبد الله بن عياش القتباني ، عن الأعرج ، عن أبي هريرة رضي
الله عنه ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « من وجد سعة لأن يضحي فلم
يضح ، فلا يحضر مصلانا »
“Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : Siapa yang
memperoleh kelapangan untuk berkurban, dan dia tidak mau berkurban, maka
janganlah hadir dilapangan kami (untuk shalat Ied).” [HR Ahmad, Daru qutni, Baihaqi dan al
Hakim]
1. Qurban Pintu Mendekatkan Diri Kepada Allah
Sungguh ibadah qurban adalah salah satu pintu terbaik dalam
mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagaimana halnya ibadah shalat. Ia juga
menjadi media taqwa seorang hamba. Sebagaimana firman Allah surat Al-Maidah
ayat 27, “Sesungguhnya Allah hanya menerima
(qurban) dari orang-orang yang bertaqwa”.
Berqurban juga menjadi bukti ketaqwaan seorang hamba.
Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman:
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن
يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ
عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya.” (QS:Al
Hajj:37)
2. Sebagai sikap Kepatuhan dan Ketaaan pada Allah
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكاً لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ
عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan
(kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah
direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena
itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada
orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” [QS:
Al Hajj : 34]
3.Sebagai Saksi Amal di Hadapan dari Allah
Ibadah qurban mendapatkan ganjaran yang berlipat dari Allah SWT,
dalam sebuah hadits disebutkan, “Pada
setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kabaikan.” (HR.
Ahmad dan Ibnu Majah).
Juga kelak pada hari akhir nanti, hewan yang kita qurbankan akan
menjadi saksi.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنِي أَبُو الْمُثَنَّى عَنْ
هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ
عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ
لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا
وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ
يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya)
kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah,
sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya
& bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah
Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” [HR. ibnumajah No.3117].
4. Membedakan dengan Orang Kafir
Sejatinya qurban (penyembelihan hewan ternak) tidak saja
dilakukan oleh umat Islam setiap hari raya adha tiba, tetapi juga oleh umat
lainnya. Sebagai contoh, pada zaman dahulu orang-orang Jahiliyah juga melakukan
qurban. Hanya saja yang menyembelih hewan qurban untuk dijadikan sebagai
sesembahan kepada selain Allah.
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ
لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (qurbanku),
hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu
baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” [QS:
al-An’am : 162-163]
5. Ajaran Nabiullah Ibrahim AS
Berkurban juga menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim – ‘alaihis
salaam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak
tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail ‘alaihis salaam ketika hari an nahr
(Idul Adha).
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفٍ الْعَسْقَلَانِيُّ حَدَّثَنَا
آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ مِسْكِينٍ حَدَّثَنَا عَائِذُ
اللَّهِ عَنْ أَبِي دَاوُدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قَالَ أَصْحَابُ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ
الْأَضَاحِيُّ قَالَ سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ قَالُوا فَمَا لَنَا فِيهَا
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ قَالُوا فَالصُّوفُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنْ الصُّوفِ حَسَنَةٌ
“Berkata kepada kami Muhammad bin Khalaf Al ‘Asqalani, berkata
kepada kami Adam bin Abi Iyas, berkata kepada kami Sullam bin Miskin, berkata
kepada kami ‘Aidzullah, dari Abu Daud, dari Zaid bin Arqam, dia berkata:
berkata para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Wahai
Rasulullah, hewan qurban apa ini?” Beliau bersabda: “Ini adalah sunah bapak
kalian, Ibrahim.” Mereka berkata: “Lalu pada hewan tersebut, kami dapat apa
wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu ada satu kebaikan.”
Mereka berkata: “Bagaimana dengan shuf (bulu domba)?” Beliau bersabda: “Pada
setiap bulu shuf ada satu kebaikan.” [HR. Riwayat Ibnu Majah dalam
Sunannya No. 3127]
6. Berdimensi Sosial Ekonomi
Ibadah qurban juga memiliki sisi positif pada aspek sosial.
Sebagaimana diketahui distribusi daging qurban mencakup seluruh kaum muslimin,
dari kalangan manapun ia, fakir miskin hingga mampu sekalipun.
Sehingga hal ini akan memupuk rasa solidaritas umat. Jika
mungkin bagi si fakir dan miskin, makan daging adalah suatu yang sangat jarang.
Tapi pada saat hari raya Idul Adha, semua akan merasakan konsumsi makanan yang
sama.
Hadits dari Ali bin Abu Thalib,
وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: { أَمَرَنِي النَّبِيُّ
صلى الله عليه وسلم أَنَّ أَقْوَمَ عَلَى بُدْنِهِ, وَأَنْ أُقَسِّمَ لُحُومَهَا
وَجُلُودَهَا وَجِلالَهَا عَلَى الْمَسَاكِينِ, وَلا أُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا
مِنْهَا شَيْئاً } مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
”Rasulullah
memerintahkan kepadaku untuk mengurusi hewan kurbannya, membagi-bagikan
dagingnya, kulit dan pakaiannya kepada orang-orang miskin, dan aku tidak diperbolehkan
memberi sesuatu apapun dari hewan kurban (sebagai upah) kepada penyembelihnya.” Wallahu ‘alam bisshawab






Tidak ada komentar:
Posting Komentar