Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dear Palestina, Negerinya para Nabi, Tanahnya para
Syuhada!
Senja itu, aku Jatuh Cinta!
Palestina, aku Jatuh Cinta.
Masih teringat jelas, senja itu tepat hari Sabtu,
27 Desember 2008. Saat itu sebuah stasiun TV lokal memberitakan terjadinya
serangan besar-besaran oleh pihak Zionis Israel kepadamu. Ribuan orang
mengalami luka-luka, puluhan syuhada syahid, mengalirkan darah suci mereka
diatas tanahmu. Para wanita dan anak-anak tak berdosa pun juga ikut menjadi
korban kebrutalan mereka. Tangisan para keluarga yang kehilangan sanak
saudaranya, terdengar begitu menyesakkan dada. Tak cukup sampai disitu,
beringas nafsu Yahudi (Laknatullah ‘alaihim) juga memblokade Mesjid Agung mu,
Al Aqsa yang Mulia. Sungguh, seketika darah yang mengalir dalam denyut nadi ini
mendidih, aliran Nafas memburu, emosi tak tertahankan meluap. Rasa tak
terdefinisikan itu muncul, masuk dalam rongga hati terdalam, Menghujam! Tak
terbantahkan lagi, saya Jatuh Cinta, kepadamu palestina, kepada para syuhadamu,
kepada Al-Aqsa mu, kepada rakyatmu yang terus berjuang menegakkan benderamu.
Palestina, aku Jatuh Cinta.
Bukan kepada orang lain, melainkan kepadamu.
Palestina, Bersabarlah disana. Kadang Allah menyembunyikan matahari, ia ganti
cahayanya dengan petir dan kilat yang mencekam. Kita bertanya-bertanya, kemana
hilangnya matahari? Bersabarlah Palestina. Sesungguhnya pertolongan Allah
sangatlah dekat. Bila kita mau bersabar, maka akan Ia ganti petir dan kilat
yang mencekam dengan pelangi yang begitu indah. Percayalah Palestina, demi Dzat
yang jiwa ku berada dalam genggaman Nya, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang bersabar.
Palestina, aku Jatuh Cinta.
Sejak hari itu, hingga saat ini. Tahukah engkau
palestina, tak sekalipun terlewatkan dalam sujud kepada Nya, tak pernah lupa
terselipkan doa dan salam cintaku padamu, berharap engkau baik-baik saja. Ku
titipkan dirimu pada Dzat yang Maha Kuasa, Engkau aman berada dalam kuasa Nya.
Palestina, aku Jatuh Cinta.
Mungkin aku bukan pecinta sejati, yang rela
mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk yang dicintainya. Yang dengan berani
terjun dalam medan perang, menghancurkan musuh-musuhmu, membelamu. Benar! Aku
belum seperti mereka. Tapi izinkan azzam ini, perasaan tak terdefinisikan ini,
juga surat ini, menjadi bukti bahwa aku ingin seperti mereka. Melempari
musuh-musuh mu dengan batu, menghina musuh-musuh mu dengan berani, rela mati
walau jasad tak berbentuk lagi.
Palestina, aku Jatuh Cinta.
Ya Allah, Izinkan aku mati di Palestina, izinkan
aku syahid bersama para syuhada, izinkan aku berjuang bersama para Mujahiddin.
Wahai Dzat yang jiwa ku berada dalam genggaman Mu, Biarkan aku serang mereka
Yahudi, biarkan aku hina mereka, biarkan aku menghancurkan musuh-musuh Mu,
biarkan aku membela agama Mu. Aku tak mau menjadi hamba Mu yang tertipu oleh
gemerlap dunia, aku tak mau menjadi golongan Al-Wahn , aku tak mau dilaknat oleh
semut-semut karena enggan berjihad, aku tak mau jadi Umat pengecut, yang buta
akan nikmat duniawi, aku tak mau Ya Rabb.
Ya Ghaffuur, bebaskan hamba dari belenggu nafsu
yang mengajak pada kejahatan, bersihkan hati dan niat dari segala keterikatan
dengan nikmat duniawi, sampaikan salam cinta hamba pada para syuhada di
Palestina. Selipkan rasa takut dan cemas pada musuh-musuh Mu, Yahudi
Laknatullah. Berikan ketentraman, kesabaran, dan pertolongan pada rakyat
Palestina. Sampaikan pada mereka, bahwa kami Umat Islam selalu mendukung dan
berdoa pada Mereka. Sampaikan Ya Allah. Sesungguhnya hanya kepada engkau lah
kami berserah diri.
Palestina, aku Jatuh Cinta.
Semoga Surat ini dapat menyembuhkan hatimu yang
luka. Memberi ketenangan dan semangat bagimu untuk terus berjuang membela agama
Allah. Palestina, ku titipkan engkau pada Dzat yang Maha Kuasa, yang hanya
dalam kekuasaan Nya lah engkau akan aman. Bersabarlah, dan teruslah berjuang.
Innallaha Ma’ana....
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Darussalam, Rabu, 21 November 2012 (23.00 WIB)
Seorang Hamba,
M. Isnaini Ma'arif
(FKIP Fisika 2011)
Subhanallah luar biasa! terus berkarya, adinda Muhammad Isnaini Ma'arif!!
BalasHapusSyukran Jiddan, Akh M. Hamzah..
BalasHapus